Ponselku berbunyi. Aku tertegun membaca
sebaris pesan, yang telah kunanti bertahun namun tak kunjung datang.
Aku rindu kamu.
Mataku mengerjap, menahan tangis bahagia yang membuat dadaku terasa sesak sehingga aku sulit bernapas.
Apa kabar kamu?
Tak pernah merasa baik sejak tak ada lagi kamu...
Balasmu.
Air
mata jatuh tanpa sempat kucegah. Punggung tanganku bergerak cepat
menghapusnya, berganti tawa yang bahkan aku lupa pernah memilikinya.
Aku rindu kamu.
Terlalu penuh, hingga tak lagi menyisakan ruang untuk mengingat luka.
Kataku.
Kamu tertegun.
Ternyata, waktu tidak membawa hati kita ke mana-mana, ya?
Air mataku kembali jatuh, namun kali ini, hatiku tersenyum.