Kamis, 23 Mei 2013

PISAH



 

Sore itu, kita duduk berhadapan namun tidak saling menatap. Aku mengerjap. Berusaha mengaburkan genangan bening yang tercipta tanpa kupinta setelah aku mendengarmu mengucapkan kata "pisah". Ya, satu kata sederhana yang mampu menghancurkan dunia: duniaku.

"Setelah 10 tahun kita bersama, Fad?" kudengar kalimat itu meluncur dari bibirku. Getir, namun kutahan diri agar air mata itu tidak mengalir. Aku tidak boleh menangis... Tidak demi 10 tahun yang dengan mudah kamu buang begitu saja.

"Aku minta maaf, Nad. 10 tahun membuatku merasa jemu. Aku mati rasa."

Aku tertawa lirih saat mendengar jawabanmu itu. 10 tahun yang kukira akan menjadi yang pertama dan akan terus ada untuk kita rayakan, nyatanya telah menjadi alasan tepat bagimu untuk meninggalkanku. Lalu, bagaimana dengan mimpi-mimpiku yang selalu menyertakan namamu di dalamnya? Apakah aku harus membuang mereka sebagaimana kamu baru saja membuangku?

"Nadia... Aku tahu kamu akan menemukan seseorang yang lebih baik dariku. Aku percaya itu."

Tapi yang kumau hanya kamu, Fad. Cuma kamu.

"Terima kasih karena telah menjadi bagian hidupku selama 10 tahun ini," ucapmu pelan, yang membuatku tak mampu lagi mencegah air mataku.

Aku juga ingin berterima kasih padamu, Fad. Terima kasih, untuk mengembalikan hati yang pernah kuberikan padamu dalam keadaan tak berbentuk lagi.
 


Irin Sintriana

2 komentar:

Imron Siddik mengatakan...

aku suka

IRIN SINTRIANA mengatakan...

Terima kasih sudah berkunjung :)